Sunday, March 25, 2007

Info 9/ Review Video

"Batu Tujuh"
Video Report On Ponjong Gunung Kidul
Sutradara : & Dian Suci Rahmawati, Endah Ciptaning Puspitasari, Wijanarko
Durasi : 00:00:57:28

Kembali mengingat masa kecil kita dulu. Mungkin itu yang menjadi pemikiran awal dari video ini. 'Batu Tujuh' merupakan salah satu permainan sederhana anak-anak di wilayah Ponjong, Gunung Kidul. Sederhana saja, permainan ini tidak membutuhkan alat dan biaya, bahkan bisa dimainkan beramai-ramai.
Terlepas dari fenomena munculnya berbagai teknologi dari berbagai macam permainan, ternyata nyawa dari permainan-permainan tradisional masih terus hidup dan ada di sekitar kita.

Friday, March 16, 2007

Info 8/ Review Video

"Neglect!"
Video Report Support Greenmap Bicycle
Sutradara : Anang Saptoto

Durasi : 00:02:51:11

Ada sebuah spanduk berwarna kuning dengan panjang kurang lebih 7 meter, bertuliskan;
"Bagi pengendara sepeda ontel, becak, andong, dan gerobak dorong. TAATILAH!!! Rambu-rambu lalu lintas demi keamanan, kenyamanan, dan keselamatan kita semua". (Tertanda Suzuki Mataram dan bekerjasama dengan Polda DIY).
Lokasi pemasangan spanduk tersebut tepat di perempatan Gondomanan ujung timur jalan P. Senopati, salah satu perempatan padat kendaraan bermotor di Yogyakarta.

Info 7/ Review Video

"Patient"
Video Report Support Greenmap Bicycle
Sutradara : Anang Saptoto & Andy Darmawan

Durasi : 00:01:11:18

Tepatnya di perempatan UPN daerah seturan condong catur. Perempatan ini memakai fasilitas sumber tenaga matahari dan digital timer. Setiap harinya selalu dipadati penduduk sekitar, ditambah lalulalang mahasiswa UPN, YKPN, UII. Tempat dimana kendaraan bermotor sangat ramai, ribut, menimbulkan polusi dan berbahaya untuk pejalan kaki, pengendara sepeda.

Thursday, March 15, 2007

Info 6/ Review Video

"Renovasi Masjid dan Makam Kotagede"
Video Report Renovation
Sutradara : Endah Ciptaning Puspitasari & Dian Suci Rahmawati | Durasi : 10menit

Kompleks makam kuna yang berada di belakang Masjid Gedhe Mataram Kotagede menjadi tempat dimakamkannya para tokoh besar peletak daasar Kerajaan Mataram Islam mulai akhir abad 16. Setelah melalui rentang waktu lebih dari 400 tahun, kondisi fisik beberapa bagian bangunan di kompleks ini tidak lagi sekuat dahulu. Renovasi pun terjadilah selama kurun waktu empat tahun terakhir dibawah komando dinas-dinas pemerintah daerah. Ketika proses renovasi sudah terlanjur berjalan, pro kontra muncul bertubi-tubi, mulai dari masalah teknis, koordinasi, kewenangan, hingga tuntutan peran serta warga setempat. Banyak pihak mulai berpikir ada apa sebenarnya yang terjadi di balik pekerjaan berat tersebut. Apa boleh dikata, beberapa warga Kotagede sampai-sampai berkata, "Kita tak sempat menyaksikan kapan tembok ini dibangun, tetapi kini kita bisa menyaksikan kapan tembok ini dibongkar!”

Info 5/ Review Video

"Mitos di Kotagede"
Video Report On Kotagede
Sutradara : Helianto | Durasi : 07:47:00

Ketika seseorang ditanya mengenai pengalamannya, biasanya dia akan bisa menjelaskannya dengan panjang lebar dan penuh semangat. Nah, apa jadinya jika pengalaman itu mitos yang tak jauh-jauh dari sifat mistik dan ghaib. Apalagi jika yang bercerita adalah warga Kotagede, yang tak lain adalah kawasan sakral bekas ibukota kerajaan Mataram Islam pada abad 16-17 yang saat ini telah berkembang menjadi sebuah kawasan permukiman yang cukup padat. Dari cerita pengalaman orang per orang yang ditemui bisa dikatakan hal-hal yang terkait dengan mitos dan berbagai kejadian aneh masih cukup mengakar dalam alam kehidupan budaya masyarakat Kotagede. Percaya atau tidak, itu tergantung dari diri kita sendiri dalam menerima segala perbedaan penafsiran.

Info 4/ Review Video

"KIPO"
Video Report On Kotagede
Sutradara : Wijanarko & Andy Darmawan | Durasi : 08:30:00

Mungkin itu yang dapat digambarkan dari sekilas saat kita melihat sosok Kipo. Jangan ditanya soal rasanya sebelum Anda sendiri merasakannya sendiri. Rasa gula yang manis akan memberi suatu nuansa baru yang selalu akan mengingatkan kita akan makanan khas dari Kotagede ini.

Sebut saja Kipo. Orang pasti akan bertanya kenapa bisa disebut kipo. Dapat dipahami bahwa orang-orang Kotagede sangat kental dengan logat Jawa-nya dan dalam berinteraksi menanyakan “iki apa?” Untuk menunjuk sesuatu jenis makanan yang mereka belum ketahui namanya. Menjadi suatu kebiasaan pula untuk mengucapkan sesuatu tidak secara lengkap seperti kata “iki apa?”, tetapi cukup singkat dengan “kipo?” saja. Itulah yang berkembang hingga kita kenal sampai saat ini.

Info 3/ Review Video

"Jalur Andong Pasar Gede-Beringharjo"
Video Report On Kotagede
Sutradara : Pitra Ayu | Durasi : 21:27:09

Andong sebagai angkutan umum ternyata sudah digunakan sejak 1940an. Selain itu andong juga menandai aktifnya jalur perdagangan dari Kotagede (Kraton yang lama) ke Kraton Yogyakarta. Seiring dengan terpusatnya pemerintahan maupun aktivitas perdaganan di pasar Beringharjo sebagai salah satu kelengkapan Kraton Yogyakarta.

Pada awalnya andong ini dimiliki oleh konglomerat-konglomerat Abangan (Kalang) yang berasal dari Kotagede, sebagai wujud kekayaan. Namun seiring perkembangannya pengelolaan andong tersebut dipegang oleh masyarakat santri dan difungsikan sebagai alat transportasi untuk berdagang hingga terbentuknya jalur andong pasar Gede-Beringharjo.